Minggu, 28 Mei 2017

Pentingnya optimalisasi peran pemberdayaan untuk remaja

Jefry Anthony Sastra Arab Universitas Padjadjaran 2014

Hari ini sering sekali kita saksikan tindakan kriminal yang terjadi terutama di tempat saya tinggal di Jakarta. Begal, tawuran, gangster, dan lainnya sering kita dapati melalui pemberitaan di televisi maupun di media sosial di Ibukota. Yang paling membuat sedih, kita lihat pelakunya adalah para pemuda. Seharusnya masih banyak waktu yang bisa dia gunakan untuk melakukan hal yang bermanfaat dengan sekolah atau bekerja tapi malah melakukan tindak kriminal. Sehingga menimbulkan banyak pertanyaan, dimana peran pemerintah? Dimana peran orang tua? Dimana peran guru? Dan yang paling penting dimana peran kita?

Di negeri kita banyak sekali lulusan sarjana dari S1, S2 dan S3 tapi mengapa kita merasa seperti tidak ada perubahan dengan negeri ini. Menurut Pakar pendidikan Indonesia, Arief Rachman, yang menjadi panelis dalam diskusi A Taste Of L’oreal, tersebut mengatakan bahwa kualitas lulusan perguruan tinggi yang tak sesuai kebutuhan dunia industri adalah akibat kesalahan sistem pendidikan Indonesia selama 20 tahun lalu.

"Selama ini mahasiswa hanya disuruh belajar untuk lulus jadi sarjana. Mereka hanya mengejar status bukan proses untuk menjadi sarjana. Akhirnya mereka jadi tak punya pemahaman apa-apa terhadap proses pendidikan yang sudah dilalui," ujarnya.

Seharusnya peran kita sebagai mahasiswa memanfaatkan waktu kuliah dengan belajar yang sungguh-sungguh dan aktif dalam kegiatan-kegiatan di kampus. Sehingga ketika lulus banyak mahasiswa dengan lulusan berkompeten dalam bidangnya. Dan menjadi promotor penggerak di asal tempat tinggalnya untuk melakukan perubahan yang lebih positif dan lebih baik lagi. Sehingga masyarakat di asalnya bisa merasakan manfaatnya dan meminimalisir tindak kriminal. Seperti mampu mengaktifkan lembaga-lembaga sosial dan memsosialisasikan hal-hal yang merugikan masyarakat.

Kita yang sudah aktif melakukan kegiatan sosial pun kadang hanya fokus di ranah anak balita dan anak sekolah dasar saja dengan meningkatkan skill keterampilan, mendidik karakter dan bermain sambal belajar, sangat bagus memang tetapi tidak ada salahnya jika kita ikut membina anak remaja dan dewasa juga. Mereka juga perlu diberikan stimulus untuk hidup yang lebih baik dan terarah. Oleh karena itu kita lebih dahulu untuk memiliki kompeten yang lebih.

Untuk memiliki kemampuan tersebut tidak cukup dengan belajar saja di kelas dan aktif di organisasi kampus siang malam, berikut beberapa skill yang harus dimiliki agar bisa bermanfaat bagi orang banyak dan mampu bersaing menurut Consultant Director, Willis Tower Watson Indonesia, Lilis Halim pada diskusi A Taste Of L’oreal.

Susah terserapnya lulusan perguruan tinggi Indonesia karena tidak memiliki skill yang dibutuhkan perusahaan dan tidak punya critical skill.

"Skill adalah langkah utama memasuki dunia kerja, setelah itu harus punya critical skill jika ingin berkembang dan masuk jajaran manajemen perusahaan," kata Lilis.

Berdasarkan studi itu, Lilis mengatakan bahwa di era digital saat ini lulusan perguruan tinggi harus punya digital skills, yaitu tahu dan menguasai dunia digital. Agile thinking ability - mampu berpikir banyak skenario- serta interpersonal and communication skills - keahlian berkomunikasi sehingga berani adu pendapat.

Terakhir, menurut dia, para lulusan juga harus punya global skills. Skil tersebut meliputi kemampuan bahasa asing, bisa padu dan menyatu dengan orang asing yang berbeda budaya, dan punya sensitivitas terhadap nilai budaya.

Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan penataan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran penting dalam penyelenggaran sistem pendidikan yang efektif dan efisien, berorientasikan pada penguasaan iptek, serta merata di seluruh pelosok tanah air.


Demikianlah semuanya memiliki peran yang penting bagi perubahan negeri ini menuju lebih baik. Tetapi yang paling penting adalah peran diri sendiri untuk terus belajar di kampus, berkontribusi di masyarakat dan mengabdi pada negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar