Bersama Bapak Zaenal Muttaqi, S.Sos, M.Si.
Nama Jatinangor sebagai nama kecamatan baru dipakai sejak tahun 2000-an. Sebelumnya, kecamatan ini bernama Dessa Tjikeroeh atau Cikeruh. Nama Jatinangor sendiri adalah nama blok perkebunan di kaki Gunung Manglayang yang kemudian dijadikan kompleks kampus sejumlah perguruan tinggi di sana.
Perusahaan perkebunan di Jatinangor didirikan oleh Willem Abraham Baud pada tahun 1844. Perusahaan yang bernama Maatschappij tot Exploitatie der Baud-Landen ini menguasai tanah seluas 962 hektare yang membentang dari tanah IPDN, tanah ITB, dan tanah UNPAD hingga Gunung Manglayang. Pada awal mulanya perkebunan ini hanya meliputi usaha perkebunan teh, tetapi kemudian juga ditambah dengan usaha perkebunan karet.
Saat ini Jatinangor dikenal sebagai salah satu kawasan pendidikan di Jawa Barat. Pencitraan ini merupakan dampak langsung pembangunan kampus beberapa institusi perguruan tinggi di kecamatan ini. Perguruan tinggi yang saat ini memiliki kampus di Jatinangor yaitu :
- Universitas Padjadjaran (UNPAD) di Desa Hegarmanah dan Desa Cikeruh.
- Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Desa Cibeusi. Sebelumnya institut ini bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).
- Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN) di Desa Cibeusi.
- Institut Teknologi Bandung (ITB) di Desa Sayang. Sebelumnya kompleks Kampus ITB Jatinangor merupakan kompleks Kampus Universitas Winaya Mukti (UNWIM).
Berdirinya ptn memberikan dampak negatif yang menimbulkan gejala sosial interaksi pendatang dengan pribumi kurang sehat karena regulasi, penataan tata ruang, pengelolaan sampah, yang masih kurang baik.
Juga belum padunya masyarakat kampus dengan masyarakat jatinangor mengakibatkan banyaknya tingkat premanisme dan prostitusi intelektual di jatinangor. Pembentukan mindset untuk menumbuhkan kesadaran dan kolaborasi antar masyarakat jatinangor adalah hal yang paling utama untuk membuat jatinangor menjadi lebih baik.
Besar harapan adanya sekelompok pemuda yang bisa menjadi harapan untuk bisa membuat Jatinangor menjadi lebih baik dan KAMMI harus bisa mengambil peran menjadi pemuda tersebut dengan program program yang menarik tidak hanya melulu seminar tetapi perlu adanya transformasi program misalnya dengan membuat seminar yang ditindak lanjut sehingga menjadi sebuah gerakan dengan pendekatan edukasi yang menarik, memliki roadmap yang jelas, membuat sensus penduduk agar mengetahui kondisi permasalahan penduduk yang jelas, mencari desa binaan yang memiliki akses informasi dan opini yang cepat sehingga bisa menjadi desa percontohan nasional karena mudah dipubilakasikan ke khalayak umum, menumbuhkan kesadaran meningkatkan keamanan, melembagakan gerakan keamanan, menginisiasi untuk menjadi kolaborator antar tokoh tokoh di jatinangor misalnya gerakan silaturahim nasional di jatinanngor karena saling mengenal itu penting untuk menjaga keamanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar