![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKslShQOMfhFWwhvPAP4m4pGsp1k2073X0zxVYE3oYbAxZAi1pD89Yjmm0C8_jSZD3Q2bjj8NGyDdcgg96lNnAQuozG8WEAPOYpieak6URu8rbezG3z2_EWwSRTbPSBDhJJv7vqRfK5cUJ/s400/anan.jpg)
Setiap anak
yang Allah titipkan pada kita sudah Allah berikan bekal dan potensi untuk dia
dapat bertahan hidup yang dia bawa dari lahir sampai meninggal yaitu
pendengaran, penglihatan dan hati. Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur (Q.S 16:78).
Sebagai
orang tua yang baik, kita berkewajiban untuk menuntun dan mengarahkan anak kita
untuk bertaqwa kepada Allah sebagaimana pesan dari Allah melalui Nabi-Nya “Dan
Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub.
(Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih
agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama
Islam" (Q.S 2:132) dan Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah
(manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) (Q.S 31:17).
Sehingga
tujuan hidup yang kita dambakan pun akan terwujud yaitu masuk surga sekeluarga,
Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka [l427], dan Kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan
apa yang dikerjakannya (Q.S. 52:21). [1427] Maksudnya: anak cucu mereka yang
beriman itu ditinggikan Allah derajatnya sebagai derajat bapak-bapak mereka,
dan dikumpulkan dengan bapak-bapak mereka dalam surga.
Namun, banyak
para orang tua yang membuat potensi anak menjadi kurang berkembang atau lamban
yang seharusnya dia bisa lakukan pada usia tersebut. Salah satunya adalah
memberikan kasih sayang yang berlebihan atau memanjakan anak. Contohnya
pertama, seperti rasa kasihan yang salah tempat, kadang sebagai orang tua ada
yang merasa kasihan pada anak ketika melakukan pekerjaan rumah yang padahal dia
mampu melakukan sendiri. Sehingga anak besar menjadi malas, egois dan suka
merintah. Kasihan pada anak bukan memberikan semua yang dia inginkan tetapi
kasihanlah pada anak yang sudah besar tidak bisa apa-apa, tidak bisa mandiri.
Kedua, suka
berbohong. Rasa kasih sayang yang besar diberikan kepada anak kadang orang tua
suka mengiming-imingi hadiah pada anak ketika berhasil melakukan sesuatu,
tetapi orang tua tidak menepatinya. Keseringan melakukan hal tersebut tidak
hanya membuat anak kecewa tetapi berakibat meniru apa yang kita lakukan. Pintar
membuat alasan dan suka berbohong. Berilah yang kita mampu berikan, cukup
memberikan waktu kita untuk bermain dirumah bersama anak sebagai apresiasi
terhadap keberhasilan anak. Anak akan lebih senang dan lebih dekat dengan orang
tuanya daripada sering diiming-imingi materi, apalagi sampai sering pula tidak wujudkan.
Ketiga,
menyalahkan orang lain atas kesalahan anak. Kebanyakan orang tua ketika anaknya
menangis, maka mereka akan mencari sesuatu untuk disalahkan seperti ada kodok,
ada kodok, atau ini jalannya nakal nih dll. Maka anak akan mudah pula
menyalahkan orang lain atas kesalahannya. Menyalahkan orang tuanya, menyalahkan
temannya tanpa menyadari kesalahan dirinya terlebih dahulu. Padahal kita bisa
bilang ke anak, kamu larinya terlalu cepat jadi kamu jatuh, jika jatuh lagi
larinya lebih pelan lagi nanti kamu bisa jatuh lagi dll. InsyaAllah anak akan
mengerti dan menyadari kesalahannnya.
Sebagai
orang tua memang kita sangat sayang sekali terhadap anak. Ingin membuat
anak selalu senang, selalu bahagia. Tetapi sedikit sekali yang mengerti
kesenangan dan kebahagiaan anak yang sesungguhnya. Bukanlah dari materi yang
kita berikan atau memanjakan anak, yaitu membuat anak mampu mandiri dan
berdikari. Karena tidak ada yang tahu dan tidak ada yang menjamin kita sebagai
orang tuanya masih hidupkah besok? “Dan hendaklah orang-orang takut kepada
Allah, bila seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan
lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu,
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”
(Q.S 4:9).
Berikut
gambar kemampuan anak berdasarkan usianya menurut ahlinya dalam melakukan pekerjaan rumah:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcgy4zzoI19INJEj6eqfAtC3rz7odmE8K_JLlrQg2ZbLxe5TWTt-jrcs1r9zCs_oV7yjx72W5mgRJd6uWdK0yomlqLBi_tIvGeLbELe_q_bYraGDBjkpCwrfcyO23iUG8FjpSpEKcyhDZ7/s320/anan4.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE6S3dmZV8S2p5xbzF7pr26BavjUVY_1zN6BjXqZvCx1cMfOA4tTSQeqvBsVg7M3lagUnKvKJji6ukZA0o9mTKDddnXoBcFfSq4NDYcbtkrSP8_p9650mvHxuDfuvvhvBAJ3nhQCTK-QMY/s320/anan5.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar